ESSAPERS COM / Padang---Walikota Padang diwakili Ade Suyata, S.ST menyebutkan, Pemko Padang memberlakukan Jam Malam bagi anak di bawah umur atau pelajar.
“Pemberlakuan ini ditujukan untuk menghindari dari hal-hal buruk dan agar mereka lebih fokus menunaikan ibadah Ramadan dan istirahat dimalam hari,” kata Walikota Padang Fadly Amran melalui sambutan tertulis yang dibacakan Ade Suyata, yang sehari-hari bertugas di Puskesmas Nanggalo, ketika membuka Pesantren Ramadan 1446 H/2025 M, di Masjid Al-Maghfirah, Kel Komplek Lubuk Intan dan Pesona II, Kel Lubuk Buaya, Kec Koto Tangah, Padang.
Kegiatan Pesantren Ramadan kali ini semakin mengukuhkan komitmen Pemko Padang dalam upaya meningkatkan keimanan dan ketaqwaan bagi warga kota, khususnya generasi muda. Pesantren Ramadan sudah berlangsung selama 25 tahun. Melibatkan seluruh unsur di Pemko Padang, Kemenang, hingga partisipasi aktif warga, khususnya jemaah masjid dan musala.
Pembukaan Pesantren Ramadan di Masjid Al-Maghfirah sejalan dengan acara serupa diberbagai masjid dan musala sekota Padang. Selain Walikota, Wakil Walikota yang langsung turun ke lapangan, juga melibatkan seluruh pejabat dilingkungan Pemko Padang untuk meresmikan kegiatan tersebut.
Pemberlakuan Jam Malam tersebut sebagai salah satu upaya mengatasi tawuran, selain itu juga dibentuk Dubalang Kota, serta yang mem-BKO-an OPD dilingkungan Pemko Padang untuk mengatasi hal tersebut.
“Kami juga mengajak agar semua orang tua agar senantiasa mengawasi anak-anaknya serta selalu menjaga lingkungan secara bersama,” kata walikota.
Pesantren Ramadan kali ini, ditargetkan agar pesertanya minimal menyelesaikan sekali khatam Al-Qur’an, selama pelaksanaan pesantren, sekaligus menjadikan bagian dari Smart Surau.
“Kita berharap, generasi muda Kota Padang akan mampu mengikuti perkembangan zaman dan tetap memegang teguh nilai-nilai agama dan adat budaya Minangkabau,” kata walikota yang disampaikan Ade Suyata.
Disebutkan, tema pesantren kali ini, Membentuk Karakter Berbasis Adat Basandi Syarak (ABS), Adat Basandi Kitabullah (ABK) dalam Mencegah Perilaku Negatif Anak dan Remaja.
Dari tema di atas, walikota berharap agar seluruh generasi muda Kota Padang dapat menjadi generasi yang berkompeten dalam berbagai bidang, tetapi juga menjadi sosok yang bisa menjadi suri tauladan.
Dikesempatan tersebut juga disampaikan program layanan kesehatan dengan BPJS gratis, kebersihan lingkungan, layanan panggilan Puskesmas ke rumah, pembenahan jalan rusak dan perbaikan drainase, baju seragam dan LKS gratis bagi kelas I dan VII. Program Smart Surau diantaranya dalam bentuk penyediaan WiFi gratis bagi semua masjid dan musala.
Wakil Ketua Bidang Dakwah Masjid Al-Maghfirah Dr. Febriandi, S.Pd. M.Si menyebutkan, pengurus masjid, jemaah dan warga komplek Lubuk Intan dan Pesona II sangat mendukung sepenuhnya program Pemko Padang.
“Menghadapi masa yang penuh tantangan dikemudian hari, bekal pendidikan agama sangat mutlak untuk dimiliki setiap insan. Kami sudah mempersiapkan berbagai langkah, termasuk membentuk tim, sehingga pelaksanaan Pesantren Ramadan kali ini bisa lebih baik dari waktu-waktu sebelumnya, apalagi ada tambahan penajaman program,” kata Febriandi yang juga dosen Univesitas Negeri Padang.
Febriandi berharap, dari kegiatan ini akan bertambah pengetahuan peserta, semakin baik tingkah laku, semakin siap menghadapi tantangan masa depan.
“Tetaplah serius dan jalani semua kegiatan dengan kedisiplinan, sebab hal tersebut sangat penting bagi masa depan ananda semua,” kata Febriandi.
Ketua Pesantren Ramadan Kartini S.Pd menyebutkan, sesuai dengan panduan kegiatan dari Pemko Padang, panitia juga melibatkan masyarakat di komplek tempat masjid berdiri. Instrukturnya berasal dari guru sekolah, tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat dengan latar belakang berbeda.
Kegiatan berlangsung 6 – 25 Maret 2025. Jadwalnya dibagi dua. Pelajar SMP/MTs, berlangsung sejak salat Subuh hingga pukul 9.30 WIB. Pelajar SD/MI, mulai pukul 9.30 hingga Zuhur. Aktivitasnya dikaitkan dengan program Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Program ini adalah proyek pengembangan karakter pelajar untuk dapat hidup dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai pancasila. P5 merupakan kegiatan pembelajaran lintas disiplin ilmu yang mengamati dan mencari solusi mengenai masalah-masalah yang ada di sekitar.
Masjid Al-Maghfirah mulai dibangun pascalebaran tahun 2005. Ketika itu, belum banyak warga yang mendiami komplek ini. Kendati begitu, masyarakat sangat antusias untuk segera menyelesaikan pembangunan masjid yang diketuai H. Abdullah Ibrahim (alm). Kurang setahun berselang, tepatnya awal Ramadan, masjid tersebut sudah bisa digunakan. Setahun berikutnya, sudah dilaksanakan Pesantren Ramadan di Masjid Al-Maghfirah.
Pembukaan Pesantren Ramadan dihadiri pengurus masjid, panitia dan orang tua peserta serta jemaah Masjid Al Maghfirah.*
Komentar0